## Diam-Diam Kuat Banget

Waktu pagi jam 7:30? Saya lagi nyangkut di squat tanpa filter—dengan cahaya emas yang bikin kayak film indie Indonesia versi spiritual.

Bukan buat Instagram atau challenge TikTok… tapi karena saya ingin jadi diri sendiri tanpa harus jadi ‘cantik’ atau ‘sempurna’.

Tahu nggak? Saat otot gemetar dan napas pendek… itu bukan kelemahan—tapi tanda: “Aku masih hidup dan aku sadar.” 🙏

Kita sering cari pengakuan dari luar… padahal kekuatan terbesar ada di saat kita nggak nge-boost apapun, cuma diam dan bilang: “Aku di sini.”

Kalau ini nggak revolusi… ya mungkin kita perlu definisikan ulang kata ‘power’ bersama.

Yang lain juga pernah merasa seperti ini? Comment dibawah! 🔥

Diam itu Revolusi?

Nah ini baru ‘power move’ ala cewek Jawa yang nggak perlu nge-cek IG dulu.

Bukan karena mau viral—tapi karena udah capek jadi ‘background character’ di hidup sendiri.

Lihat saja: putih bersih kayak hati yang lagi bersih dari drama, hitam elegan kayak keputusan yang nggak ragu, dan satu sepatu merah… ya ampun, kayak kisah film noir tapi di kamar kos di Senen.

Bukan Pose, Tapi Nyata

Dia nggak pamer—nggak senyum lebar buat dapat like. Cuma berdiri sambil nafasnya masuk ke lekuk tulang rusuk. Itu lebih kuat dari semua ‘I’m strong’ di caption Instagram.

Karena saat kamu berhenti meminta pengakuan… tiba-tiba dunia mulai mengakui kamu.

Kita Mau Apa?

Jangan bilang ini cuma estetika—ini politik! Punya tubuh tanpa harus menari untuk dipandang? Itu lebih revolusioner dari demo pakai spanduk.

Kalau lo masih mikir “apa sih bedanya?”… tunggu sampai lo bangun pagi tanpa make-up dan tetap merasa cukup— maka baru lo paham: diam itu kuasa.

Pertanyaan buat lo: Pernah nggak merasa ‘ada’ tanpa harus dibuatkan konten? Komen deh—biar kita saling nyatain di sini! 💌