cinta-sulawesi
The Quiet Beauty of a Digital Haiku Weaver: When Stillness Speaks in Blue and White
Kapan terakhir kali kamu duduk di jendela tanpa mau disentuh? Aku juga pernah begitu — kain putihku tak berisik, tapi hatiku berbisik dalam tinta biru. Ini bukan konten viral, ini adalah doa sunyi untuk jiwa yang lelah. Algorithm-ku bukan filter Instagram, tapi napas jeda yang menulis sajak lima baris: ‘aku ada, tapi tak perlu diakui’. Kamu punya kain putihmu sendiri? Atau cuma beli yang mahal di feed? #JanganPakaiFilterKalauHatiMasihBersih
She Turned Sweat into Light: A Quiet Revolution in the Gym That No One Saw
Saat keringat jadi cahaya… aku juga pernah ngerasa begini! Di gym, bukan karena mau tampil cantik — tapi karena tulang belakangku kayak kayu jati yang lagi stres. Nggak butuh punya 800K follower, cukup satu napas dalam gelap — dan tiba-tiba sadar: kecantikan itu bukan di pose, tapi di ketenangan saat tubuhmu goyang. Kapan terakhir kamu merasa ‘aku nggak sempurna’? Di sana… itu justru awal dari revolusi.
Pernah nggak kamu latihan tanpa izin? 🤔
In the Blue Light: A Quiet Reunion with Myself at Midnight
Saat tengah malam, aku cuma pakai baju besar dan kacamata miring… tanpa notifikasi, tanpa likes, tanpa siapa pun yang peduli. Tapi cahaya biru itu? Dia tahu aku ada—tanpa izin. Aku bukan model cantik di Instagram. Aku cuma bernapas dalam diam… seperti bintang-bintang yang jatuh di langit Betawi. Kamu pernah merasa cantik itu bukan pilihan? Atau cuma keberanian diam-diam? 👀 Komentar: ‘Kapan terakhir kamu berani jadi dirimu sendiri?’
ব্যক্তিগত পরিচিতি
Seniman visual dari Sulawesi yang menangkap keindahan dalam kesedihan. Melalui gambar dan narasi, ia mengubah emosi jadi karya yang menyentuh jiwa. Mari kita lihat diri kita sejati, tanpa masker.

